Drakor Taxi Driver Season 2, Harapan Penonton?


 Wohoooo, Selamat menikmati Taxi Driver Season 2!

Setelah Season 1 meninggalkan rating yang tinggi, maka Season 2 begitu dinanti. Tapi why ya?

Kalau dilihat dari list pemainnya, tidak diisi oleh para jagoan Hallyu. Dan menurut gue pribadi secara kualitas aktor dan aktris nya jauh lah kalo dibanding Gong Yoo atau Kim Go Eun. Namun tetap perlu diapresiasi para pemainnya, karena tipe skenario drama ini sebenarnya penuh resiko. Cenderung dark gak sih? Para pemain harus mampu untuk membawakan naskah menjadi tayangan epik.

Buat gue ini drakor pertama yang terasa benar-benar terasa tidak populer kalau dibanding sama modelan drama yang juga bahas kriminal atau action gitu. Kejutan banget bisa punya rating tinggi dan dilanjut ke Season 2.

But...Jreng Jreng..

Find the reason kenapa akhirnya drama ini jadi favorit publik Korea sampe penikmat drakor akut kayak gue, yang tinggal di Planet Bekasi.

Konon katanya drakor Taxi Driver ini diambil dari kisah-kisah kasus kriminal true strory. Salut sama seluruh tim, mulai dari Produser, Penulis Naskah, Pemainnya, sampai Saluran Televisi yang menayangkan. Karena kasus yang real story ini tentunya banyak resiko. Misal, pihak-pihak yang terlibat dalam perkara yang diangkat di serial mungkin akan sangat terganggu. Pihak-pihak tersebut berharap kasus mereka akan segera dilupakan oleh masyarakat, namun nyatanya malah jadi karya epik yang menarik perhatian publik lebih banyak, bahkan penonton internasional.


Mungkin bagi penonton internasional, tidak akan bereaksi sejauh penonton lokal. Namun tetap saja, publik internasional jadi mengetahui bahwa ada kasus demikian dan digambarkan cukup mengerikan dan bisa diakses secara bebas. Dari publik internasional juga akan memberikan perubahan warna tentang negeri ginseng itu. Yang biasanya kita melihat Seoul sebagai negara para chaebol dan oppa-oppa gemilang dan cemerlang, dan membuat kita mengarah untuk mencoba berlibur ke Korea. Menjadi kelabu karena adanya tayangan yang menampilkan wajah Seoul dan kota lainnya yang ternyata tidak sesurgawi di jiwa fans fanatik Korean Wave.

Fair Enough,setidaknya bagi kita bahwa benar saja, hujan batu di negeri sendiri lebih dari hujan emas di negeri orang. Karena kita enggak pernah tahu emasnya itu hasil dari apa? Siapa tahu emasnya hasil perdagangan manusia, iyuuuuh...

Tayangan drakor Taxi Driver ini menjadi membuka dua sudut pandang sekaligus. POV pertama seperti yang tadi sudah disampaikan, bahwa setiap hal pasti punya dua permukaan. Tidak ada yang benar-benar sempurna di dunia ini. Ya iya sih, emang masih di dunia. Kalau udah di surga, nah baru deh itu, fix kayak katanya Demian, semuanya, 100%, Sempurna..!

Nah si drakor yang sudah season dua ini konon katanya, episode satunya saja sudah tembus dua digit. Berarti benar-benar dinanti. Benar-benar publik menonton tayangan ini. Bukan sekadar ngisi lembaran survey online atau offline yang nyatanya di skipped aja saat jam tayangnya sudah muncul. Another  POV yang muncul di kepala tentang kenapa penonton dari season satu masih setia sampai season dua. Yaitu, munculnya harapan besar di benak penonton.

Yeap, Super Power Syndrome.

Tapi sudah tentu bukan ala buatan Marvel. Yang terasa seperti Power Rangers, dengan warna-warni disetiap layar besar yang kita nikmati dengan kocek yang tidak murah. 

Taxi Driver, khususnya penulis naskahnya, sangat berani untuk mengusik ketenangan publik. Ketenangan dalam makna gelap. Why gelap?

Bukankah makin kesini, kita makin kesana? Makin ngawur. Dan konon katanya humanity alias kemanusiaan diantara kita mulai musnah.Ada kejadian tidak menyenangkan, kita lebih mudah mengangkat ponsel untuk menjadi wartawan dadakan, ketimbang jadi manusia-manusia yang langsung turun meminimalisir kejadian tersebut lebih buruk.

Iya, iya, emang tidak mudah untuk berbuat baik. Iya, I know, banget. Karena terlalu banyak prasangka buruk saat kita sedang berbuat baik. Begitulah shit happened! 

Makanya, bisa jadi penonton begitu terpaku dengan si drakor ini berharap bahwa selain kita, ada sekelompok orang-orang yang mampu berbuat baik. Meski dengan kekerasan sekalipun. Monster versus Monster. Dengan kapasitas yang sama bahkan lebih baik untuk memberantas sekumpulan orang-orang jahat dengan rencana matang.

Bagaimana Pak Jang dan tim sebegitu mumpuni untuk memberangus mereka tanpa perlu peradilan yang seringkali kita tidak merasakan keadilannya. Nah, di Season 1 juga diungkit kan, ada Jaksa yang baik, yang masih berjalan di jalan yang lurus. Namun, realitanya, pihak berwajib hingga level kejaksaan saja masih memancing kecurigaan kita sebagai warga sipil.

Gue pribadi berusaha keras tidak berurusan dengan pihak kepolisian. Bahkan buat jadi potensi kena tilang itu ditiadakan. Dengan cara patuh pada peraturan. That is a simple thing yang bisa kita lakukan dan low price.

Tapi bagaimana dengan tindak pidana level tinggi lagi. Yang sering kita dengar kinerja kepolisian banyak mendapatkan nilai rendah dari publik. Kasus-kasus emejing terlalu membanjiri kehidupan bermasyarakat. Apalah kita warga sipil yang sibuk mencari nafkah saja sudah cukup mencekik. Bukan begitu netijen yang budiman? Toss dululah kita..

See, tayangan Taxi Driver ini ternyata menumbuhkan harapan luar biasa. Kepengen ada grup-grup penumpas kejahatan dengan senyap. Strategi yang dirancang dengan tepat sasaran. Kekuatan fisik yang cakap untuk gebuk-gebukan sampai berdarah-darah. 

Bukannya kita tidak percaya sama hukum, tapi seringkali geng jahat begini terlalu pintar untuk mengakali proses hukum. Lidah mereka terlalu ringan untuk membodohi aparat yang baik. Monster macem begini udah enggak mikir stok dosa yang menumpuk, bahkan sudah ikhlas untuk buka pintu gerbang neraka dengan tangan mereka sendiri.

Kalau sudah begitu, bukankah aturan Tuhan yang bisa menghentikannya? 

Dalam senyap jiwa kita memohon pertolongan Tuhan, dalam bentuk apapun. Contoh kecil, kala kita ditodong dengan senjata, kita berdoa dalam lirih. Minimal tubuh kita enggak sampe bolong, kena colok senjata tajam. Meminta tangan Tuhan untuk turun menolong kita. Terserah Tuhan gimana deh caranya.

Jadilah, drakor Taxi Driver ini jadi bentuk lain pertolongan Tuhan. Walau, well, masih didunia fana bernama sinetron cakep buatan Korea. Membuat kita kembali percaya bahwa perlindungan Tuhan itu benar-benar ada.

Kala kita kalau sudah mentok, ya bisanya cuma berharap dan berdoa. Menginginkan adanya sekelompok yang dicitrakan benar-benar nyata. 

Membangunkan monster-monster yang sudah bosan berbuat jahat, malah ingin menghantam balik monster-monster jahanam bagi kehidupan di bumi. Tanpa perlu memanggil Thor atau Superman dari planet lain. Memanggil orang-orang yang punya kemampuan sebisanya untuk bisa melindungi sesama. Ini keren sih, kalau benar-benar bisa saling berjibaku untuk melawan kejahatan.

Tidak perlu menjadi Bruce Wayne, Sang Batman, Si Milyader, untuk bisa menolong sesama. Skill yang dimiliki saja, tapi bersama lainnya yang punya kemampuan lainnya. Dengan semangat untuk ngebejek manusia-manusia kampret. Biar dunia ini gak makin ngehek.

Is it too good, to be true?

Atau..Ternyata memang kita bisa..


Komentar